Diagnosis diabetes ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan darah yang menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (tidak normal). Untuk mengukur kadar gula darah, contoh darah biasanya diambil setelah penderita berpuasa selama 8 jam atau bisa juga dambil setelah makan. Perlu perhatian khusus bagi penderita yang berusia di atas 65 tahun. Sebaiknya, pemeriksaan dilakukan setelah berpuasa dan jangan setelah makan.
Pemeriksaan darah lainnya yang bisa dilakukan adalah tes toleransi glukosa. Tes ini dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya pada wanita hamil.
Penderita berpuasa dan contoh darahnya diambil untuk mengukur kadar gula darah puasa lalu penderita meminum larutan khusus yang mengandung sejumlah glukosa dan 2-3 jam kemudian contoh darah diambil lagi untuk diperiksa.
Agar diabetes mellitus tidak sampai menyerang kita, kita perlu melakukan beberapa pencegahan. Ada tiga cara yang dapat dilakukan, yaitu :
Pertama, pencegahan primer diterapkan untuk kelompok yang berpotensi terkena penyakit ini, meliputi usia di atas 45 tahun, berat badan lebih ideal (gemuk), ada garis keturunan, abortus berulang, serta infertilitas. Cara mencegahnya adalah dengan menjaga kesehatan tubuh, membiasakan pola hidup sehat, tidak merokok, olahraga teratur dan terukur, serta menghindari junk food. Menurunkan kadar glukosa dalam darah dengan berolahraga. Menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol dalam darah. Memperbaiki peredaran dalam tubuh. Mengurangi stres dan mengawasi berat badan.
Kedua, pencegahan sekunder dengan melakukan deteksi dini dan terapi untuk menghindari penyakit lain yang berakibat fatal sampai kematian, yaitu dengan mengikuti tes penyaring gula darah, menjaga kesehatan gigi-mulut, kuku, kulit, mata, kelainan diet menyenangkan, serta melakukan pemeriksaan umum 6-12 bulan.
Ketiga, dengan rehabilitasi medis, fisik dan mental, perawatan menyeluruh, dan konsumsi obat-obatan. Hal yang lebih penting lagi ialah adanya motivasi untuk sembuh serta dukungan dari keluarga.